Motor Stepper Dan Selenoid
I.
Motor Stepper
Motor step (stepper
motor) adalah salah satu jenis motor DC yang dapat berputar pada langkah tetap
dengan besar sudut tertentu. Tidak seperti motor DC biasa yang menghasilkan
gerakan putaran kontinyu, motor step menghasilkan gerak putaran diskret
(gerakan yang patah-patah) seperti terlihat pada Gambar 1. Besarnya sudut untuk
tiap langkah bervariasi antara 0,9 hingga 900. Motor step digunakan
pada aplikasi yang memerlukan perputaran pada sudut tertentu namun tidak
memerlukan umpan balik dari sensor posisi. Sudut perpindahan dapat diketahui
dengan menghitung jumlah langkah yang dilakukan dalam satu putaran.
Gambar 1 Perbedaan antara gerak motor step dengan
gerak motor DC kontinyu.
Motor step adalah satu-satunya jenis motor DC yang
pengendaliannya dapat dilakukan secara open loop. Contoh penggunaan motor step
dapat dilihat pada printer, scanner, dan floppy disk drive. Gambar 2
menunjukkan contoh dari suatu motor step.
Gambar 2 Bentuk fisik motor step
Berdasarkan
konstruksinya motor step dapat dibagi menjadi dua :
-
Motor step magnet permanen (permanent magnet stepper
motor). Motor step jenis magnet permanen dapat bergerak karena adanya interaksi
antara magnet permanen dengan elektromagnet yang dihasilkan oleh arus elektrik.
Saat tidak terhubung catu daya jika digerakan pada motor step jenis ini akan
terasa adanya tahanan magnetik.
-
Motor step reluktansi variabel (variable reluctance
stepper motor). Pada motor step jenis reluktansi variabel tidak terdapat magnet
permanen, maka gerak dihasilkan oleh interaksi antar elektromagnet. Saat tidak
terhubung catu daya motor step jenis ini tidak akan menghasilkan tahanan
magnetik.
Untuk selanjutnya
pembahasan difokuskan pada motor step magnet permanen. Gambar 3 menunjukkan
konstruksi dasar dari suatu motor step, dalam hal ini jenis magnet permanen,
yang terdiri dari rotor berupa magnet permanen dan stator berupa elektromagnet.
Gambar 3 Komponen motor step
Berdasarkan
polaritasnya motor step magnet permanen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
unipolar (polaritas tunggal) dan bipolar (polaritas ganda). Gambar 4
menunjukkan rangkaian dari suatu motor step bipolar. Dari Gambar 4 terlihat
bahwa setiap dua buah elektromagnet yang berseberangan sebetulnya adalah
merupakan sebuah kumparan dan disusun sedemikian rupa sehingga jika kumparan
dialiri arus kedua elektromagnet tersebut menghasilkan kutub yang berlawanan.
Contohnya jika
diberi polaritas A + dan B –, maka elektromagnet atas menghasilkan kutub Utara
dan elektromagnet bawah menjadi kutub Selatan. Sedangkan jika polaritas dibalik
menjadi A – dan B + maka kutub elektromagnet akan berkebalikan, elektromagnet
atas menjadi Selatan dan elektromagnet bawah menjadi Utara. Jika diberi
polaritas sama, A + dan B + atau A – dan B – maka elektromagnet atas dan bawah
tidak aktif.
Gambar 4 Simbol dan diagram pengkabelan motor step
bipolar.
Terdapat beberapa
metode untuk menggerakkan motor step bipolar. Metode yang paling sederhana
adalah dengan bergantian mengaktifkan salah satu kumparan (AB atau CD), yang
disebut metode satu fase aktif atau sering disebut juga wave mode, seperti
ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5Metode satu fase aktif pada motor step bipolar
Metode berikutnya
adalah metode dua fase aktif dengan mengaktifkan kedua kumparan. Pada metode
ini magnet pada rotor akan tertarik oleh dua elektromagnet yang bersebelahan,
sehingga posisinya selalu berada di antara dua elektromagnet, seperti terlihat
pada Gambar 6.
Gambar 6 Metode dua fase aktif pada motor step bipolar
Metode satu fase
aktif dan metode dua fase aktif sering disebut juga mode langkah penuh (full
step) untuk membedakan dengan mode setengah langkah (half step). Mode setengah
langkah menggabungkan antara metode satu fase dan metode dua fase, sehingga
dihasilkan jumlah langkah dua kali lipat lebih banyak dalam satu putaran
dibanding kedua mode langkah penuh. Motor step dapat menghasilkan 4 langkah
saat mode langkah penuh dan 8 langkah saat mode setengah langkah.
Gambar 7 Mode setengah langkah pada motor step bipolar
Untuk menghasilkan
jumlah langkah yang lebih banyak, maka pada suatu motor step tidak hanya
terdapat empat elektromagnet, tapi dapat berjumlah lebih banyak Meski demikian
untuk memudahkan pengaturannya, setiap elektromagnet tidak diatur secara
individu, namun terdapat beberapa elektromagnet yang disatukan pengaturannya
seperti tergambar pada gambar 8.
Gambar 8 Jumlah langkah gerak motor step ditentukan
oleh banyaknya elektromagnet.
Untuk dapat
menghasilkan kombinasi medan magnet sesuai metode yang digunakan, diperlukan
kombinasi sinyal pada masing-masing input motor step. Untuk motor step bipolar
kombinasi sinyal yang diberikan pada masing-masing kumparan untuk mode langkah
penuh terdapat pada Tabel 1 dan Tabel 2 sedangkan untuk mode setengah langkah
terdapat pada Tabel 3.
Tabel 1 Kombinasi sinyal motor step bipolar untuk mode
langkah penuh (satu fase aktif)
Langkah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
1
|
Tabel 2 Kombinasi sinyal motor step bipolar untuk mode
langkah penuh (dua fase aktif)
Langkah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
2
|
0
|
1
|
1
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
1
|
4
|
1
|
0
|
0
|
1
|
Tabel 3 Kombinasi sinyal motor step bipolar untuk mode
setengah langkah.
Langkah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
0
|
1
|
0
|
3
|
0
|
0
|
1
|
0
|
4
|
0
|
1
|
1
|
0
|
5
|
0
|
1
|
0
|
0
|
6
|
0
|
1
|
0
|
1
|
7
|
0
|
0
|
0
|
1
|
8
|
1
|
0
|
0
|
1
|
Selain motor step
bipolar terdapat juga motor step unipolar (polaritas tunggal). Disebut unipolar
karena arus pada kumparan hanya mengalir pada satu arah, tidak seperti motor
step bipolar yang dapat mengalir dua arah tergantung polaritas kumparan. Pada
motor step unipolar masing-masing elektromagnet diatur secara terpisah seperti
terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Konstruksi motor step unipolar
Gambar 10 menunjukkan varian dari motor step unipolar,
yaitu enam kabel dan lima kabel.
Gambar 10 Simbol untuk varian motor step unipolar (a)
enam kabel (b) lima kabel
Untuk motor step
unipolar kombinasi sinyal yang diberikan pada masing-masing kumparan untuk mode
langkah penuh terdapat pada Tabel 4 dan Tabel 5 sedangkan untuk mode setengah
langkah terdapat pada Tabel 6.
Tabel 4 Kombinasi sinyal motor step unipolar untuk
mode langkah penuh (satu fase aktif)
Langkah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
1
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
1
|
Tabel 5 Kombinasi sinyal motor step unipolar untuk
mode langkah penuh (dua fase aktif)
Langkah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
1
|
1
|
0
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
4
|
1
|
0
|
0
|
1
|
Tabel 6 Kombinasi sinyal motor step unipolar untuk
mode setengah langkah.
Langkah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
4
|
0
|
1
|
1
|
0
|
5
|
0
|
0
|
1
|
0
|
6
|
0
|
0
|
1
|
1
|
7
|
0
|
0
|
0
|
1
|
8
|
1
|
0
|
0
|
1
|
II.
Selenoid
Peralatan yang dipakai untuk
mengkonversi signal elektrik atau arus listrik menjadi gerak linier mekanik.
Terbuat dari kumparan dan inti besi yang dapat digerakan. Kekuatan menarik dan
mendorong ditentukan oleh jumlah lilitan pada kumparan.
Suatu
solenoid adalah suatu alat dasar yang mengkonversi suatu sinyal listrik ke
dalam gerakan mekanis, pada umumnya seperti garis. Seperti
ditunjukkan Gambar 7.7, solenoid terdiri dari suatu kumparan dan alat pengisap.
Pengisap tersebut mungkin adalah freestanding atau dimuati
pegas. Kumparan mempunyai beberapa rating tegangan atau arus dan tipenya
mungkin dc atau ac. Spesifikasi Solenoid meliputi rating listrik dan gaya
pengisap menarik atau mendorong ketika yang diberi tegangan tertentu]. Gaya ini
mungkin dinyatakan dalam newton atau kilogram di dalam sistem SI, dan dalam
pound atau ons dalam Sistem Inggris.
Beberapa
solenoid terbatas hanya untuk tugas sebentar-sebentar oleh karena batasan
yang berkenaan dengan panas. Dalam hal ini, duty
cyclemaksimum (persentase total waktu) akan ditetapkan. Solenoid digunakan
ketika suatu gaya mendadak yang besar harus dipakai untuk
melaksanakan beberapa pekerjaan. Di dalam Gambar 7.8, suatu solenoid digunakan
untuk perubahan gigi persneling suatu transmisi dua-position. Suatu SCR
digunakan untuk mengaktipkan kumparan solenoid tersebut.
Gambar 7.7 Sebuah
solenoid mengkonversi suatu sinyal listrik ke perpindahan fisik
Gambar
7.8 Sebuah solenoid digunakan untuk mengubah gigi perseneling
Selenoid
adalah aktuator mampu gerakan linier.selenoid dapat elektromekanis
(AC/DC),hidrolik , pneumatik atau didorong .semua operasi pada prinsip-prinsip
dasar yang sama. Sengan memberikan sumber tegangan maka selenoid dapat
menghasilkan gaya yang linier.contohnya untuk menekan tombol,memukul tombol
pada piano,operator katup, dan bahkan untuk robot melompat.solonoids DC
beroperasi pada prinsip-prinsip seperti motor DC.
Sistem kerja selenoid
didalam
selenoid terdapat kawat melingkar pada inti besi . ketika arus listrik melalui
kawaqt ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang bisa
mendorong inti. Poros dalam dari selenoid adlah piston seperti silinder terbuat
dari besi atau baja, yang disebut pluger
. medan magnet kemudian menerapkan kekuatan untuk plunger ini,baik menarik atau
repeling.ketika medan magnet dimatikan ,pegas plunger kemudian kembali ke
keadaan semula.
Jenis selenoid
-
Selenoid menarik adalah posisi awal menjaulur ke luar
setelah terdapat aliran arus listrik inti besi yang menjulur keluar menjadi
masuk kedalam.
-
Selenoid dorong adalah sebaliknya jenis menarik
,posisi awal inti besi dalam posisi masuk kedalam.apabila terdapat aliran arus
listrik maka inti besi menjulur keluar
Powering selenoid
Selenoid
yang terpolarisasi,hanya bekerja ketika ada arus.setelah arus tidak ada,anda
dapat membuat selenoid dorong tarik.selenoid elektromekanik dapat melelh jika
digunakan terlalu lama.selalu pastikan bahwa power rating tidak kurang dari
menarik x tegangan arus diterapkan pada selenoid.
selenoid
tentu saja dapat melebihi power rating untuk periode intermiten singkat,tapi
akan terlalu panas dan meleleh dengan periode aktuasi diperpanjang. Sejak
selenoid memiliki induktansi tinggi,bila salah satu penggerak mengharapkan
hidup tapi sangat pendek yang tinggi daya tegangan balik terjadi .ini hanya
seperti mengemudi motor DC dalam satu arah, lalu tiba-tiba membalik arah.
Menyadari hal ini ketika merancang sirkuit kontrol ,memastikan sirkuit dnegan
arus tinggi,tegangan tinggi,dan arus balik dilindungi.
Pertimbangan mekanis
Satu hal yang sangat penting
untuk mempertimbangkan dengan solenoida adalah stroke. Pastikan jarak stroke
(jarak maksimum plunger dapat perjalanan) sudah cukup untuk aplikasi,
tetapi juga untuk desain mekanik ,untuk menangani non-linier kecepatan tinggi
dan tiba-tiba kekuatan tinggi yang diharapkan dari seperti aktuator. Bahkan mungkin
perlu mempertimbangkan peredam apabila terjadi masalah potensial.